WELCOME IN THE VICKYES

Rabu, 28 Oktober 2009

kumpulan cerpen cinta

KENANGANKU
Hatiku kembali bergemuruh saat tak sengaja kupandang wajahnya di fb.Dia tulis coment di wall temanku,kenapa harus ada dia Tuhan,kenapa hati ini kau ingatkan kempali padanya.Mas Dim,yach nama itulah yang 10 thn lalu pernah menemaniku dalam suka dan duka,pemberi semangatku dalam belajar,penghiburku dalam dukaku,waktu yang bukan terbilang singkat karena kebersamaan kami sampai 4 thn lamanya.Ku add namanya,dan tanpa kuduga dia langsung merespon bahkan menelponku,karena di profile fb ku kutulis no hpku

"Hallo bisa bicara dengan Aya" Degg..aku hapal suaranya dan yang memanggilku Aya hanyalah dia Mas Dim,karena panggilanku sebenarnya Cahya.Ya Tuhan mimpi apakah aku hingga aku bisa mendengar suaranya yang sudah 10 thn tak pernah kudengar."Ya,saya sendiri,bagaimana kabarnya mas?" tanyaku"Kamu masih ingat dan hapal suaraku Ya,hingga kamu tak perlu menanyakan siapa aku."Iya mas,siapa yang bisa lupa orang yang pernah menghiasi hatiku mas,yang selalu memberi warna2 indah dalam hidupku dulu."Dalam hati aku ingin berkata lebih banyak tapi tiba2 saja hp ku low batt.Hingga pada keesokan harinya mas Dim kembali telp cukup lama,kami saling bercerita tentang diri kami masing2 yang sudah 10 thn tak bertemu.

Ternyata mas Dim dah berkeluarga dan mempunyai seorang putra,dia menyusulku,karena aku 5 thn lebih dulu telah berkeluarga.Aku ingat dulu betapa aku menyakitinya,aku bukan sengaja menyakitinya.Pada waktu itu aku bekerja di Batam,setelah 3 thn bekerja di Batam,aku di telp ibuku bahwa adikku akan dilamar oleh pacarnya,aku g bisa terima, aku pikir setelah dilamar pasti tak lama kemudian akan married,aku g mau kalau dilangkah.aku ingin aku duluan yang married,jadi kutanya mas Dim,siapkah dia melamarku waktu itu,aku sangat berharap dia siap,tapi jawaban apa yang kudapat,dia belum siap, dia ingin selesaikan dulu S1 nya,lalu kuberjanji dalam hati,aku akan terima siapa aja yang mau jadi suamiku asalkan dia baik.Dan ternyata lak lama setelah kuberjanji dalam dalam hati,datang seorang laki2 yang baik yang bersedia jadi suamiku,dan terbukti dia menjadi suami yang baik hingga sekarang.

Otomotis aku meninggalkan mas Dim,dan menikah dengan suamiku sekarang,malahan mas Dim datang waktu pernikahanku.Aku waktu itu tak merasa menyakitinya,aku tau kalau telah menyakitinya dari adikku yang sering jadi tempat curhat mas Dim sejak aku menikah.Adikku cerita kalau mas Dim tak mengira kalau aku begitu cepat mengambil keputusan tuk menikah,dan tak menunggunya hingga selesai kuliah.yach nasi sudah menjadi bubur walau kusesali meninggalkan mas Dim waktu itu tapi aku bahagia karena suamiku adalah seorang yang baik dan aku tak salah pilih.

Dan kini kenanganku tetang mas Dim kembali,oleh fotonya,juga suaranya yang sengaja menelponku,mas Dim masih selalu mengingatku dalam hatinya,karena namaku ada dalam nama putranya walau hanya sebagian kecil,juga alamat emailnya,ada angka yang jadi kenangan kami yaitu tanggal kami jadian,tentu tanpa setau istrinya.Mas Dim semua itu membuat aku ingin bertemu langsung denganmu,sekedar melihatnya secara langsung,karena mas Dim berjanji tuk main bersama istri dan anaknya waktu dia telp yang pertama juga yang terakhir,karena sejak itu tak ada telp juga tepati janji tuk mengenalkan istrinya padaku.Kucoba telp ke no yang mas Dim buat telp ke aku tapi no itu sudah tak aktif,sering kucoba tapi sama hasilnya,ku check emailpun tak ada kiriman email dari mas Dim.

Yach mungkin benar kata mas Dim,masa lalu memang boleh dikenang hanya sebagai cermin tanpa kita harus kembali.Aku berharap menghilangnya mas Dim tanpa telp jg kirim email bukan karena ketahuan istri,tapi karena mas Dim sadar jika kami tetap melanjutkan contact maka bukan tak mungkin masa lalu itu kembali






2 cinta

sudah 1 tahun aku mengagumi dia.....awal pertemuan kami....pada waktu aku ospek di sma baruku...dia adalah kakak osis yg paling menonjol diantara kakak osis lainnya,dia sangat humoris sampai suatu hari aku berpapasan dengan dia...gak nyangka juga dia tiba-tiba nyapa aku.."hei loe..."kata kakak kelaz itu...sedangkan aku menoleh ke kiri dan ke kanan gak ada siapa siapa selain aku..."saya..?"kataku,"ia u,siapa lagi?"katanya...akhirnya aku menghampiri dia....tiba tiba dia menanyakan namaku.."siapa namamu?"..."q Anti,man ada apa kak?"......"gpp,ya udah"...aku bener bener bingung apa maksud kakak itu tadi dan dari situ aku mulai memperhatikan dia.....tapi sayang dia sudah kelaz 3 n bentar lagi lulus sesuatu yg aku takuti......hingga pada akhirnya dia bener bener sudah lulus dan meninggalkan sekolah.....aku bener bener shok banget,aku berusaha menerima kenyataan....aku bener bener sedih banget...aku mempertahankan dy....sampe akhirnya dy datang lagi....disaat aku udah mempunyai kehidupanyang baru...dia datang menyatakan cintanya terhadapku...."kak Alfian?"aku begitu kaget banget ketika dia sudah ada didepan rumahku.."iya,ge sibug?ganggu gk?"katanya..."enggak kug.ada apa kak?"..."aku pengen ngomong sesuatu ma kamu.."...."ngomong az..bukannya daritadi sudah ngomong ia?"..."aku tau mungkin terlambat aku ngomong ma kamu tapi lebih baikaku ngomong sekarang daripada aku haruz ngecewain kamu lagi,aku cyank ma kamu,kamu mau gak jd ce aku?"katanya.aku bener bener kaget banget atas pernyataan cintanya.aku bingung haruz jawab apa..aku sudah mempunyai seseorang yang begitu cyank ma aku"kenapa kakak baru ngomong sekarang disaat semuanya sudah berubah,disaat aku sudah melupakan kakak knp gk dari dlu?jujur aku slalu mengharapkan ini n sekarang harapan itu terkabul tapi...." "tapi kenapa?"tanyanya"aku sudah menjalin hubungan dengan orang lain dan aku gk bisa nyakitin dy karna dy bner2 cyank ma q,aku ma dia sudah berjalan 1thn sejak kakak pergi tanpa memberi kepaztian.akuminta maap kak bukannya aku gak setya tapi kakak sendiri yang membuat aku menjalani hubungan ini.kakak gak memberi aku kepaztian,aku bener bener minta maapea kak?"begitulah jawabanku."gak papa tp 1hal aku tetep cyank ma kamu meskipun kamu sudah ada yang memiliki,aku akan nunggu kamu zmpe kamu membutuhan aku,ingat ada aku disini.


persahabatan
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com